Rabu, 28 Maret 2012

Resume Psikologi


RESUME
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

A.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Para Ahli sering menghubungkan dan mengoperasikan istilah perkembangan (development) dengan pertumbuhan (growth) dan pematangan (maturation). Ketiga istilah ini banyak dipakai dalam psikologi terutama psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan.

Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material kuantitatif, sedangkan berkembang adalah sesuatu yang bersifat fungsional dan kuantitatif. Dengan demikian pertumbuhan berarti perubahan secara kuantitatif pada segi jasmani atau penambahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada banyak bergantung pada faktor luar/lingkungan.
Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan.
1.      Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh
2.      Fungsi sensorik pada alat-alat indera
3.      Fungsi neurotik pada sistem saraf
4.      Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis.
5.      Fungsi pernapasan pada alat pernapasan
6.      Fungsi peredaran darah pada jantung urat-urat nadi
7.      Fungsi perencanaan makanan pada alat pencernaan
Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan meliputi:
a.       Fungsi perhatian
b.      Fungsi pengamatan
c.       Fungsi tanggapan
d.      Fungsi ingatan
e.       Fungsi fantasi
f.       Fungsi pikiran
g.      Fungsi perasaan
h.      Fungsi kemauan
Berlangsungnya perkembangan dalam diri individu dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu faktor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah, faktor lingkungan (evironment) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangannya, dan faktor waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan.
1.      Prinsip Kesatuan Organis
Anak adalah suatu kesatuan organ bukan kumpulan elemen-elemen atau unsur-unsur yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungan satu sama lain.
2.      Prinsip tempo dan irama perkembangan
Menurut prinsip ini, tiap-tiap anak memiliki irama perkembangannya sendiri sendiri dan memiliki tempo perkembangan yang berbeda pula. Ada anak yang memiliki perkembangan cepat dan ada anak yang memiliki tempo perkembangan yang lambat.
3.      Proses perkembangan mengikuti pola perekambangan umum yang sama
Pada dasarnya tidak ada anak yang sama benar perkembangannya, tetapi keduanya mengikuti pola perkembangan yang sama.
4.      Prinsip Konvergensi
Prinsip ini mengatakan, hereditas dan lingkungan sama pentingnya bagi perkembangan individu. Hanya dengan adanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara faktor pembawaan dan lingkungan akan memungkinkan terjadinya perkembangan yang memuaskan.
5.      Prinsip kematangan
Prinsip ini berpendapat bahwa hasil dari usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan yang dicapai anak.
6.      Setiap proses perkembangan terdapat hasrat mempertahankan diri.
Terbukti dengan adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat, dan menghindarkan diri dari segala macam bahaya.
7.      Perkembangan bersifat kontiniu.
Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak sampai konsepsi sampai mencapai kematangan dan berlangsung secara perlahan-lahan.
8.      Perkembangan berlangsung dari respon yang umum menuju pada perkembangan respon yang khusus.
Respon anak pada mulanya bersifat umum dan selanjutnya berkembang ke arah yang khusus.
9.      Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan perhatian yang serius.
Pertumbuhan dan perkembangan bukan sesuatu yang timbul dengan sendirinya, tanpa adanya pengaruh luar.
B.     Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah sejumlah tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, keberhasilannya dalam menunaikan tugas itu membawa kebahagiaan dalam menunaikan tugas-tugas berikutnya.
Berikut ini akan dikemukakan tugas-tugas perkembangan manusia sejak masa bayi sampai masa tua menurut Havighust :
1.      Tugas perkembangan pada masa bayi dan awal masa kanak-kanak (sejak lahir sampai 6 tahun) :
-          Belajar memakan makanan padat
-          Belajar berjalan
-          Belajar berbicara
2.      Tugas perkembangan pada masa sekolah (6 sampai10 atau 12 tahun) :
-          Belajar menguasai keterampilan-keterampilan fisik untuk permainan-permainan yang umum.
-          Membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
-          Belajar bergaul dengan baik dengan teman-teman sebaya.
3.      Tugas perkembangan pada masa remaja (10 atau 12 tahun samapi 18 tahun)
-          Menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai wanita atau pria
-          Mengadakan hubungan-hubungan baru dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
-          Kebebasan ketergantungan emosional dari orang tua ataupun orang dewasa lainnya.
4.      Tugas perkembangan pada masa dewasa (18 samapai 40 tahun):
-          Memilih teman hidup
-          Belajar hidup dengan pasangan
-          Memulai membina keluarga
5.      Tugas perkembangan pada usia pertengahan umur (40 sampai 60 tahun):
-          Mencapai kehidupan dewasa dan sosial yang bertanggung jawab
-          Menciptakan dan mempertahankan standar dan sosial yang bertanggung jawab
6.      Tugas perkembangan pada masa tua atau usia lanjut (60 tahun sampai meninggal)
-          Menyesuaikan diri terhadap kekuatan dan kesehatan fisik yang semakin menurun
-          Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang
-          Menyesuaikan diri terhadap kematian teman hidup, suami atau istri.
C.    Periodesasi Perkembangan
1.      Pendapat Aristoteles, membagi periode perkembangan kepada tiga fase ;
a.       Fase I dan dari 0;0 sampai 7;0 : masa anak kecil ke masa bermain
b.      Fase II dari 7;0 sampai 14;0 masa maka, masa belajar atau masa sekolah rendah
c.       Fase III dari 14;0 sampai 21;0 : masa remaja atau pubertas atau masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
D.    Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Dengan demikan masa remaja merupakan suatu masa perkembangan yang harus dilalui oleh setiap manusia dalam mencapai perkembangannya kearah dewasa.
Sehubungan dengan hal tersebut maka orang tua, guru dan masyarakat harus menghadapi remaja dengan penuh bijaksana. Remaja harus dihadapi dengan pengertian, harus mampu memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya, dan mampu menjadi contoh yang baik bagi remaja.



RESUME
DEFENISI, OBYEK DAN PENTINGNYA MEMPELAJARI PSIKOLOGI
A.    DEFENISI PSIKOLOGI
Perkataan Psychology (Psikologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Psyche dan logos. Psyce berarti jiwa dan Logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.
Sedangkan menurut para ahli adalah ;
1.      Wilhelm Wundt (1832-1920) berpendapat bahwa psikologi adalah sebagai ilmu yang menyelidiki pengalaman-pengalamanyang timbul dalam diri manusia.
2.      Floyd L. Ruch mendefenisikan psikologi sebagai berikut : “Psychology is the Field which deals Human nature or human activity in general”
3.      Crow & Crow, ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan manusia.
4.      Konhstamm, ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia normal , dewasa, dan beradab yang dianggap sebagai individu tersendiri.
5.      Wordworth, ialah ilmu yamg memperlajari aktivitas-aktivitas individu didalam hubungannya dengan lingkungan.
Dalam pengertian sehari-hari, “Jiwa” sering pula disebut nyawa atau ruh, sukma, atma dan sebagainya. Dan dalam bahasa Inggris dikenal istilah Soul atau spirit. Untuk mendekati pemahaman terhadap jiwa, maka orang mencoba mengemukakan beberapa sifat dari pada jiwa, antara lain disebut:
1.      Jiwa itu bersifat Abstrak, tidak dapat dijangkau oleh panca Indera
2.      Jiwa itu merupakan suatu totalitas atau perbuatan yang tidak dapat dipisahkan.
3.      Jiwa itu aktif, tindakan atau perbuatan seseorang didorong oleh daya (tenaga) dari dalam.
4.      Aktivitas kejiwaan tergantung kepada keadaan jasmaniah dan rohaniah seseorang.
5.      Aktivitas kejiwaan sangat bersifat individual, jadi tidak dapat digeneralisasikan.
Oleh karena sifatnya yang abstrak itu, maka diantara para ahli psikologi cenderung untuk mempelajari psikologi melalui ekspresi-ekspresi jiwa yang kelihatan pada tingkah laku seseorang.
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono membedakan tiga macam ekspresi jiwa yaitu :
1.      Ekspresi verbal, yaitu pernyataan kedaan jiwa melalui kata-kata
2.      Ekspresi grafis, pernyataan melalui lukisan, coretan atau tulisan
3.      Ekspresi motoris, pernyataan melalui perbuatan, tindakan, gerakan.
Karena kekaburan arti pada jiwa atau karena obyeknya yang abstrak itu sering timbul perbedaan pendapat para ahli dalam merumuskan atau memberikan defenisi mengenai psikologi. Biasanya defenisi masing-masing diarahkan disesuaikan dengan aliran yang mereka anut.
Sehubungan dengan aktivitas ini, Konhstamm membedakan tingkatan aktivitas makhluk atas lima tingkatan, yaitu :
1.      Tingkat Organis (Terendah)
2.      Tingkat Vegetatif (sudah ada tenaga sendiri)
3.      Tingkat Animal
4.      Tingkat Human
5.      Tingkat Absolut (Absolut)

B.     OBYEK PSIKOLOGI
Sesuai dengan perkembangan psikologi serta pandangan yang pandangan yang berbeda dari para ahlinya, maka obyek pembahasan ilmu pengetahuan ini juga berbeda berdasarkan sudut pandangan masing-masing ahli. Hal ini dijelas kelihatan dari defenisi psikologi yang telah dikemukakan diatas. Dan obyek dari sesuatu ilmu pengetahuan justru ditunjukkan oleh defenisi ilmu pengetahuan itu.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini dikemukakan secara ringkas:
1.      Ahli filsafat Yunani Kuno, Aristoteles (384-322 SM) menyelidiki gejala-gejala hidup tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Bukunya yang terkenal ialah De Anima.
2.      Menurut Rene Descartes (1956-1650) bangsa perancis, mengatakan obyek psikologi ialah gejala-gejala kesadaran.
3.      Sigmund Freud (1856-1935) bangsa Austria, berpendapat bahwa kehidupan kejiwaan manusia terdiri atas 3 kwalitas : kesadaran, bawah sadar, dan ketidaksadaran.
4.      William Mac Dougall (1871-1938) bangsa Inggris, obyek psikologi ialah tingkah laku lahir (nyata). Pendapat yang sama juga oleh I.P Pavlov (Rusia) dan J.B Watson (Amerika).
5.      Robert S. Woodworth (1860-1962) Bangsa Amerika sesuai dengan defenisi yang dikemukakan, obyek psikologi ialah aktivitas perseorangan dalam hubungannya dengan lingkungan.

C.    PENTINGNYA MEMPELAJARI PSIKOLOGI
Psikologi memberikan sumbangan yang cukup besar untuk mencapai kehidupan yang harmonis, dapat bekerja dengan perasaan yang aman, dan beraneka problema pribadi maupun sosial yang kita alami dalam kehidupan sepanjang masa. Apalagi jika anda sebagai orang tua, guru atau pendidik, tanpa pengetahuan ilmu jiwa jangan anda harapkan anda akan sukses.
Dibawah ini dengan singkat dikemukakan beberapa kegunaan mempelajari psikologi :
1.      Bagi orang tua, untuk memahami perkembangan anak-anaknya serta mengenal tingkah laku mereka. Sehingga tercipta hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak.
2.      Bagi guru-guru atau calon guru ialah untuk mengenal anak didiknya, memahami proses pertumbuhan dan kematangan anak, serta potensi-potensi yang mereka miliki untuk dikembangkan melalui program sekolah.
3.      Untuk setiap orang, yaitu guna memahami diri sendiri, emosi, kemauan, fantasi, motivasi, dan sebagainya sehingga ia mengerti akan dirinya sendiri. Ia mampu mengenal kekuatan dan kelemahannya.
4.      Untuk membantu seseorang memahami tingkah laku orang lain dan problema sosial, sehingga terpelihara hubungan yang baik (harmonis) diantara mereka
5.      Untuk mengerti adanya perbedaan Individu (Individual Differences).
Selain dari pada itu psikologi juga merupakan basis dari pada ilmu pengetahuan sosial lainnya, karena gejala-gejala sosial itu memperlihatkan berbagai corak tingkah laku manusia, sehingga untuk memahaminya diperlukan keterangan-keterangan psikologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar