RESUME
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
A. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Para Ahli sering menghubungkan dan mengoperasikan istilah perkembangan
(development) dengan pertumbuhan (growth) dan pematangan (maturation). Ketiga istilah
ini banyak dipakai dalam psikologi terutama psikologi perkembangan dan
psikologi pendidikan.
Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang tumbuh adalah
sesuatu yang bersifat material kuantitatif, sedangkan berkembang adalah sesuatu
yang bersifat fungsional dan kuantitatif. Dengan demikian pertumbuhan berarti
perubahan secara kuantitatif pada segi jasmani atau penambahan jumlah atau
ukuran dari hal-hal yang telah ada banyak bergantung pada faktor
luar/lingkungan.
Fungsi-fungsi
kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan.
1. Fungsi
motorik pada bagian-bagian tubuh
2. Fungsi
sensorik pada alat-alat indera
3. Fungsi
neurotik pada sistem saraf
4. Fungsi
seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis.
5. Fungsi
pernapasan pada alat pernapasan
6. Fungsi
peredaran darah pada jantung urat-urat nadi
7. Fungsi
perencanaan makanan pada alat pencernaan
Sedangkan
fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan meliputi:
a. Fungsi
perhatian
b. Fungsi
pengamatan
c. Fungsi
tanggapan
d. Fungsi
ingatan
e. Fungsi
fantasi
f. Fungsi
pikiran
g. Fungsi
perasaan
h. Fungsi
kemauan
Berlangsungnya perkembangan dalam diri individu dipengaruhi oleh tiga
hal, yaitu faktor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah, faktor lingkungan
(evironment) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangannya, dan faktor waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan.
1. Prinsip
Kesatuan Organis
Anak
adalah suatu kesatuan organ bukan kumpulan elemen-elemen atau unsur-unsur yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungan satu sama lain.
2. Prinsip
tempo dan irama perkembangan
Menurut
prinsip ini, tiap-tiap anak memiliki irama perkembangannya sendiri sendiri dan
memiliki tempo perkembangan yang berbeda pula. Ada anak yang memiliki
perkembangan cepat dan ada anak yang memiliki tempo perkembangan yang lambat.
3. Proses
perkembangan mengikuti pola perekambangan umum yang sama
Pada
dasarnya tidak ada anak yang sama benar perkembangannya, tetapi keduanya
mengikuti pola perkembangan yang sama.
4. Prinsip
Konvergensi
Prinsip
ini mengatakan, hereditas dan lingkungan sama pentingnya bagi perkembangan
individu. Hanya dengan adanya kerjasama yang sebaik-baiknya antara faktor pembawaan
dan lingkungan akan memungkinkan terjadinya perkembangan yang memuaskan.
5. Prinsip
kematangan
Prinsip
ini berpendapat bahwa hasil dari usaha belajar bergantung pada tingkat
kematangan yang dicapai anak.
6. Setiap
proses perkembangan terdapat hasrat mempertahankan diri.
Terbukti
dengan adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat, dan menghindarkan diri dari
segala macam bahaya.
7. Perkembangan
bersifat kontiniu.
Perkembangan
berlangsung secara terus menerus sejak sampai konsepsi sampai mencapai
kematangan dan berlangsung secara perlahan-lahan.
8. Perkembangan
berlangsung dari respon yang umum menuju pada perkembangan respon yang khusus.
Respon
anak pada mulanya bersifat umum dan selanjutnya berkembang ke arah yang khusus.
9. Pertumbuhan
dan perkembangan membutuhkan perhatian yang serius.
Pertumbuhan
dan perkembangan bukan sesuatu yang timbul dengan sendirinya, tanpa adanya
pengaruh luar.
B. Tugas
Perkembangan
Tugas perkembangan adalah sejumlah tugas yang timbul pada suatu periode
tertentu dalam kehidupan individu, keberhasilannya dalam menunaikan tugas itu
membawa kebahagiaan dalam menunaikan tugas-tugas berikutnya.
Berikut ini akan
dikemukakan tugas-tugas perkembangan manusia sejak masa bayi sampai masa tua
menurut Havighust :
1. Tugas
perkembangan pada masa bayi dan awal masa kanak-kanak (sejak lahir sampai 6
tahun) :
-
Belajar memakan makanan padat
-
Belajar berjalan
-
Belajar berbicara
2. Tugas
perkembangan pada masa sekolah (6 sampai10 atau 12 tahun) :
-
Belajar menguasai keterampilan-keterampilan
fisik untuk permainan-permainan yang umum.
-
Membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh
-
Belajar bergaul dengan baik dengan teman-teman
sebaya.
3. Tugas
perkembangan pada masa remaja (10 atau 12 tahun samapi 18 tahun)
-
Menerima keadaan fisiknya dan menerima
peranannya sebagai wanita atau pria
-
Mengadakan hubungan-hubungan baru dengan teman
sebaya dari kedua jenis kelamin
-
Kebebasan ketergantungan emosional dari orang
tua ataupun orang dewasa lainnya.
4. Tugas
perkembangan pada masa dewasa (18 samapai 40 tahun):
-
Memilih teman hidup
-
Belajar hidup dengan pasangan
-
Memulai membina keluarga
5. Tugas
perkembangan pada usia pertengahan umur (40 sampai 60 tahun):
-
Mencapai kehidupan dewasa dan sosial yang
bertanggung jawab
-
Menciptakan dan mempertahankan standar dan
sosial yang bertanggung jawab
6. Tugas
perkembangan pada masa tua atau usia lanjut (60 tahun sampai meninggal)
-
Menyesuaikan diri terhadap kekuatan dan
kesehatan fisik yang semakin menurun
-
Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan
penghasilan yang berkurang
-
Menyesuaikan diri terhadap kematian teman hidup,
suami atau istri.
C. Periodesasi
Perkembangan
1. Pendapat
Aristoteles, membagi periode perkembangan kepada tiga fase ;
a. Fase
I dan dari 0;0 sampai 7;0 : masa anak kecil ke masa bermain
b. Fase
II dari 7;0 sampai 14;0 masa maka, masa belajar atau masa sekolah rendah
c. Fase
III dari 14;0 sampai 21;0 : masa remaja atau pubertas atau masa peralihan dari
anak menjadi orang dewasa.
D. Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere
(kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa, yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik.
Dengan demikan masa remaja merupakan suatu masa perkembangan yang harus dilalui
oleh setiap manusia dalam mencapai perkembangannya kearah dewasa.
Sehubungan dengan
hal tersebut maka orang tua, guru dan masyarakat harus menghadapi remaja dengan
penuh bijaksana. Remaja harus dihadapi dengan pengertian, harus mampu
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya, dan mampu menjadi contoh yang baik
bagi remaja.
RESUME
DEFENISI, OBYEK DAN PENTINGNYA
MEMPELAJARI PSIKOLOGI
A. DEFENISI
PSIKOLOGI
Perkataan Psychology (Psikologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Psyche
dan logos. Psyce berarti jiwa dan Logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi berarti ilmu jiwa.
Sedangkan menurut
para ahli adalah ;
1. Wilhelm
Wundt (1832-1920) berpendapat bahwa psikologi adalah sebagai ilmu yang
menyelidiki pengalaman-pengalamanyang timbul dalam diri manusia.
2. Floyd
L. Ruch mendefenisikan psikologi sebagai berikut : “Psychology is the Field
which deals Human nature or human activity in general”
3. Crow
& Crow, ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan
manusia.
4. Konhstamm,
ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia normal , dewasa, dan beradab
yang dianggap sebagai individu tersendiri.
5. Wordworth,
ialah ilmu yamg memperlajari aktivitas-aktivitas individu didalam hubungannya
dengan lingkungan.
Dalam pengertian sehari-hari, “Jiwa” sering pula disebut nyawa atau ruh,
sukma, atma dan sebagainya. Dan dalam bahasa Inggris dikenal istilah Soul atau
spirit. Untuk mendekati pemahaman terhadap jiwa, maka orang mencoba
mengemukakan beberapa sifat dari pada jiwa, antara lain disebut:
1. Jiwa
itu bersifat Abstrak, tidak dapat dijangkau oleh panca Indera
2. Jiwa
itu merupakan suatu totalitas atau perbuatan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Jiwa
itu aktif, tindakan atau perbuatan seseorang didorong oleh daya (tenaga) dari
dalam.
4. Aktivitas
kejiwaan tergantung kepada keadaan jasmaniah dan rohaniah seseorang.
5. Aktivitas
kejiwaan sangat bersifat individual, jadi tidak dapat digeneralisasikan.
Oleh karena sifatnya yang abstrak itu, maka diantara para ahli psikologi
cenderung untuk mempelajari psikologi melalui ekspresi-ekspresi jiwa yang
kelihatan pada tingkah laku seseorang.
Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono membedakan tiga macam ekspresi jiwa yaitu :
1. Ekspresi
verbal, yaitu pernyataan kedaan jiwa melalui kata-kata
2. Ekspresi
grafis, pernyataan melalui lukisan, coretan atau tulisan
3. Ekspresi
motoris, pernyataan melalui perbuatan, tindakan, gerakan.
Karena kekaburan arti pada jiwa atau karena obyeknya yang abstrak itu
sering timbul perbedaan pendapat para ahli dalam merumuskan atau memberikan defenisi
mengenai psikologi. Biasanya defenisi masing-masing diarahkan disesuaikan
dengan aliran yang mereka anut.
Sehubungan dengan aktivitas ini, Konhstamm membedakan tingkatan aktivitas
makhluk atas lima tingkatan, yaitu :
1. Tingkat
Organis (Terendah)
2. Tingkat
Vegetatif (sudah ada tenaga sendiri)
3. Tingkat
Animal
4. Tingkat
Human
5. Tingkat
Absolut (Absolut)
B. OBYEK
PSIKOLOGI
Sesuai dengan perkembangan psikologi serta pandangan yang pandangan yang
berbeda dari para ahlinya, maka obyek pembahasan ilmu pengetahuan ini juga
berbeda berdasarkan sudut pandangan masing-masing ahli. Hal ini dijelas
kelihatan dari defenisi psikologi yang telah dikemukakan diatas. Dan obyek dari
sesuatu ilmu pengetahuan justru ditunjukkan oleh defenisi ilmu pengetahuan itu.
Untuk
lebih jelasnya dibawah ini dikemukakan secara ringkas:
1. Ahli
filsafat Yunani Kuno, Aristoteles (384-322 SM) menyelidiki gejala-gejala
hidup tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Bukunya yang terkenal ialah De
Anima.
2. Menurut
Rene Descartes (1956-1650) bangsa perancis, mengatakan obyek psikologi
ialah gejala-gejala kesadaran.
3. Sigmund
Freud (1856-1935) bangsa Austria, berpendapat bahwa kehidupan kejiwaan
manusia terdiri atas 3 kwalitas : kesadaran, bawah sadar, dan ketidaksadaran.
4. William
Mac Dougall (1871-1938) bangsa Inggris, obyek psikologi ialah tingkah laku
lahir (nyata). Pendapat yang sama juga oleh I.P Pavlov (Rusia) dan J.B Watson
(Amerika).
5. Robert
S. Woodworth (1860-1962) Bangsa Amerika sesuai dengan defenisi yang
dikemukakan, obyek psikologi ialah aktivitas perseorangan dalam hubungannya
dengan lingkungan.
C. PENTINGNYA
MEMPELAJARI PSIKOLOGI
Psikologi memberikan sumbangan yang cukup besar untuk mencapai kehidupan
yang harmonis, dapat bekerja dengan perasaan yang aman, dan beraneka problema
pribadi maupun sosial yang kita alami dalam kehidupan sepanjang masa. Apalagi jika
anda sebagai orang tua, guru atau pendidik, tanpa pengetahuan ilmu jiwa jangan
anda harapkan anda akan sukses.
Dibawah
ini dengan singkat dikemukakan beberapa kegunaan mempelajari psikologi :
1. Bagi
orang tua, untuk memahami perkembangan anak-anaknya serta mengenal tingkah laku
mereka. Sehingga tercipta hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak.
2. Bagi
guru-guru atau calon guru ialah untuk mengenal anak didiknya, memahami proses
pertumbuhan dan kematangan anak, serta potensi-potensi yang mereka miliki untuk
dikembangkan melalui program sekolah.
3. Untuk
setiap orang, yaitu guna memahami diri sendiri, emosi, kemauan, fantasi,
motivasi, dan sebagainya sehingga ia mengerti akan dirinya sendiri. Ia mampu
mengenal kekuatan dan kelemahannya.
4. Untuk
membantu seseorang memahami tingkah laku orang lain dan problema sosial, sehingga
terpelihara hubungan yang baik (harmonis) diantara mereka
5. Untuk
mengerti adanya perbedaan Individu (Individual Differences).
Selain dari pada itu psikologi juga merupakan basis dari pada ilmu
pengetahuan sosial lainnya, karena gejala-gejala sosial itu memperlihatkan
berbagai corak tingkah laku manusia, sehingga untuk memahaminya diperlukan
keterangan-keterangan psikologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar